Pada peringatan Hari Musik Sedunia tanggal 21 Juni 2025, suasana di Kota Samarinda dipenuhi semangat dan kegembiraan. Lapangan utama tempat acara berlangsung berubah menjadi ruang perayaan besar yang menampilkan keberagaman musik dari berbagai daerah di Kalimantan Timur. Salah satu momen yang paling ditunggu-tunggu adalah penampilan para pemain sape’, alat musik tradisional Dayak yang memiliki bunyi khas dan sarat makna budaya.
Di antara para musisi yang tampil, Opit Sape bersama empat pemain sape lainnya, mereka berkima naik ke panggung dengan penuh percaya diri, mengenakan pakaian bernuansa etnik yang menambah keanggunan penampilannya. Mereka membawakan tiga lagu: “Dot Diot,” “Lan E,” dan “Leleng.” Setiap petikan senar menghadirkan suasana magis, membawa penonton seolah memasuki hutan Kalimantan yang tenang dan penuh misteri.
Kolaborasi kelima pemain ini memadukan teknik tradisional dengan sentuhan modern, menciptakan harmoni yang memukau. Penonton menyambutnya dengan tepuk tangan panjang, menandakan betapa musik tradisional masih memiliki tempat istimewa di hati masyarakat. Perayaan Hari Musik Sedunia tahun ini pun menjadi pengingat pentingnya melestarikan warisan budaya melalui musik, serta kebanggaan bagi Samarinda atas keberagaman dan kreativitas senimannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar