Kisah metamorphosis seorang pemuda, yang belajar sape secara otodidak, memiliki impian sebagai pelestari budaya, melalui alat musik tradisional, dan mengenalkannya melalui sosial media, medianya generasi Z saat ini, agar seluruh dunia mengenal tradisi Kalimatan di Indonesia.
Di tengah keterbatasan ruang gerak karena pandemi dan endemi COVID_19, tak lantas membuat dia berpangku tangan menghabiskan waktu luang untuk hal yang kurang bermanfaat. Dengan dukungan orang tua dan keluarga terdekatnya, dia mencoba memanfaatkan bakatnya mengulik sape untuk merawat tradisi yang pelan tapi pasti tergerus oleh tradisi K-Pop yang melanda dunia hingga ke Indonesia.
Ibunya selalu memotivasi untuk aktif disetiap event budaya sebagai media untuk mengasah kemampuan yang dimilikinya secara otodidak. Usaha dan kerjaekerasnya berbuah hasil yang baik. Meski belajar melalui youtube dan belajar percaya diri melalui orang tua, dia dapat membuktikan bahnwa usaha dan kerja keras akan membuahkan hasil yang luar biasa.
Kini dia menjadi sadar bahwa secara tak langsung dia menjadi pejuang budaya, karena sudah menjadi tanggungjawab kaum muda untuk meneruskan perjuangan masa kini agar tradisi dan budaya tak hilang ditelan jaman karena masuknya kebudayaan asing.
Pemuda ini patut dijadikan teladan karena diera milenial sangat jarang seorang remaja yang mau terjun langsung melalui budaya tradisional yang dianggap kolot dan tidak kekinian. Menjadi tanggung jawab kita bersama untuk selalu mendukung dan mengapresiasi usaha mereka agar tetap menjadi pejuang budaya seutuhnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar