Anak muda maupun orang tua Suku Dayak memainkan Sampe mengiringi para gadis Dayak menari di atas panggung di Lamin (Sebutan rumah panjang suku Dayak), sudah sering kita lihat. Akan tetapi, melihat Sampe dipetik seorang remaja yang sedang mengiringi remaja putri Dayak di atas gong, saat tengah membuat konten youtube tentu itu menjadi luar biasa bagiku. Sebuah kolaborasi apik anak remaja yang memanfaatkan waktu luangnya dalam berkarya.
Sape atau Sampek merupakan alat musik tradisional Suku Dayak di Kalimantan. Alat musik Sape dimainkan dengan cara dipetik atau dikulik. Namun, penamaan alat musik Dayak ini ternyata berbeda-beda di tiap-tiap sub etnis suku Dayak yang ada di Kalimantan timur.
Nama sampe’ digunakan oleh orang-orang suku Dayak Kenyah, orang-orang suku Dayak Bahau dan Kanyaan menyebutnya dengan nama sape’, suku Dayak Modang mengenal alat musik ini sebagai sempe, sedangkan orang-orang Dayak Tunjung dan Banua menamainya dengan sebutan kecapai’
Sape dalam bahasa lokal suku Dayak diartikan “memetik/mengulik dengan jari". Dari makna namanya itu diketahui dengan jelas bahwa sape adalah perangkat musik yang dimainkan dengan cara dipetik. Jika gitar pada umumnya memiliki 6 senar, pada sampe biasanya hanya terdapat 3 senar meskipun ada juga sampe yang bersenar 4 dan seterusnya. Diera milenial saat ini senar sape dibuat menjadi 6 agar lebih dekat dengan kaum milenial.Pada jaman dahulu, dawai atau senar sape menggunakan tali dari serat pohon enau, namun kini sudah memakai kawat kecil (kawat kopling vespa) sebagai dawainya. Pada bagian kepala sampe (ujung gagang), dipasang hiasan ukiran yang menggambarkan taring-taring ataupun kepala burung enggang.
Sampe adalah alat musik yang berfungsi untuk menyatakan perasaan, baik perasaan riang gembira, rasa sayang, kerinduan, bahkan rasa duka nestapa. Dahulu, memainkan sampe pada siang hari dan malam hari memiliki perbedaan. Apabila dimainkan pada siang hari, umumnya irama yang dihasilkan sampe menyatakan perasaan gembira dan suka-cita. Sedangkan jika sampe dimainkan pada malam hari biasanya akan menghasilkan irama yang bernada sendu, syahdu, atau sedih. Sampe juga dimainkan pada saat acara pesta rakyat atau acara pesta panen, sampe dimainkan untuk mengiringi tari-tarian yang lemah gemulai.
Seiring dengan perkembangan zaman, sampe kemudian tidak hanya berfungsi sebagai alat musik untuk menyatakan perasaan saja, namun sampe juga mulai sering dimainkan bersama dengan alat-alat musik lainnya. Anak-anak muda Dayak gemar memainkan sampe sembari berkumpul bersama di malam hari. Selain itu, sampe dimainkan oleh kaum Lelaki Dayak untuk menarik perhatian perempuan yang sedang ditaksirnya. Sampe juga berfungsi sebagai alat musik hiburan dalam suatu keluarga besar.
Cara memainkan alat musik sampe adalah mula-mula senar-senar sampe diselaraskan dengan perasaan pemetiknya. Hal ini dilakukan karena sampe adalah alat musik yang berfungsi untuk menyatakan perasaan seseorang. Oleh karena itu, hasil stem senar-senar sampe tersebut berbeda-beda untuk setiap orang. Bunyi senar yang dihasilkan itu masih merupakan nada-nada dasar. Untuk menyelaraskan nada-nada lainnya dilakukan dengan memindah-mindahkan ndon. Dengan cara ini, sampe pun bisa dimainkan sesuai dengan nada lagu yang diinginkan. Namun, jika ganti memainkan lagu lain, maka ndon sampe juga harus diubah atau diselaraskan lagi dengan nada yang diinginkan.
Bahan yang digunakan untuk membuat sape’ yang cukup rumit. Kayu yang digunakan adalah jenis kayu keras seperti nangka, belian dan kayu keras lainnya. Semakin keras dan banyak urat daging kayunya, maka suara yang dihasilkannya lebih bagus. Bagian permukaannya diratakan, sementara bagian belakang sape memiliki ruang panjang, namun tidak tembus kepermukaan. Untuk mencari suara yang bagus maka tingkat tebal tipisnya tepi dan permukannya harus sama, agar suara bisa bergetar merata, sehingga menghasilkan suara yang cukup lama dan nyaring ketika dipetik. Cara memainkannya, berbeda dengan cara memainkan melodi gitar, karena jari-jari tangan hanya pada satu senar yang sama bergeser ke atas dan bawah. ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar